BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa
ini banyak sekali peserta didik yang sulit beradaptasi dengan lingkungan yang
baru. Untuk menghadapinya diperlukan pengetahuan tentang karakteristik umum dan penyesuaian diri yang baru. Peserta didik
dalam mengikuti proses belajar mengajar harus bisa beradaptasi dan mengetahui
berbagai krakter para pendidiknya.
Pendidikan
dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek
kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai serta sikapnya, dan
keterampilannya. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian individu yang
lebih baik. Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik mengajar
dan melatih. Kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk
mentransformasikan nilai-nilai. Maka dalam pelaksanaan ketiga kegiatan tadi,
harus berjalan secra serempak , terpadu, berkelanjutan, serta serasi dengan
perkembangan peserta didik dan lingkungannya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja karakteristik peserta didik yang mempunyai kepribadian kritis?
2. Bagaimana
cara menumbuhkan sikap kekritisan dalam menghadapi suatu permasalahan ?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi proses penyesuaian diri ke arah positif?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
karakteristik peserta didik yang mempunyai kepribadian kritis.
2. Menjelaskan
cara menumbuhkan sikap kekritisan dalam menghadapi suatu permasalahan.
3. Mengetahui
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi proses penyesuaian diri ke arah
positif.
D.
Manfaat
·
Bagi peserta didik
1. Mendapatkan
pengetahuan tentang karakteristik peserta didik yang baik.
2. Sebagai
motivasi bagi peserta didik untuk semangat belajar dan meraih cita-cita.
3. Menumbuhkan
sikap kekritisan dalam menanggapi suatu permasalahan
·
Bagi pendidik
1. Lebih
termotivasi untuk mengajar lebih baik lagi pada anak didik yang mempunyai
karakter yang berbeda
2. Dapat mengkaji beberapa
sifat anak didik yang berkaitan dengan adaptasi ruang lingkup pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KARAKTERISTIK
PESERTA DIDIK
Karakteristik
umum yanng akan diuraikan pada bagian ini terdiri dari enam faktor, yaitu
faktor fisik, intelegensi, emosional, bakat khusus,sosial-kultural dan
komunikasi.
a) Faktor
Fisik
Kondisi
fisik seseorang akan sangat berpengaruh terhadap segala aktivitas yang
dilakukannya. Orang yang badannya besar memerlukan ruang gerak yang lebih luas,
sedang orang yang badannya kecil mungil akan mudah menyelinap.
Ø Keadaan
jasmani
Ø Cacat
fisik
Ø Kesehatan
Ø Keadaan
indera
b) Faktor
Inteligensi atau kemampuan
Kemampuan
merupakan salah satu karakteristik yang unik dari peserta didik. Hal ini
disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda-beda.
Ø Batasan
dan hakikat inteligensi
Inteligensi adalah
perpaduan berbagai karakteristik manusia, serta kemampuan melihat hubungan yang
kompleks, kemampuan menjal;ani semua proses yang terlibat dalam berpikir
abstraks, kemampuan beradaptasi dalam pemecahan masalah, serta kemampuan
memperoleh kemampuan baru.
Ø Perkembangan
Inteligensi
Inteligensi atau
potensi seseorang dapat berkembang jika mendapat dukungan dari lingkungannya.
Ø Inteligensi
dan fungsi otak
Inteligensi selalu
dihubungkan dengan fungsi otak. Oleh karena itu inteligensi dikaitkan dengan
ukuran otak , sudut antara rahang dan muka, besarnya tengkorak atau lingkar
kepala. Barang kali anda sering juga mendengar, bahwa orang yang ukuran
kepalanya besar adalah orang yang pintar dan bahkan kepala botak juga dikaitkan
dengan inteligensi.
Ø Test
inteligensi
Tinggi rendahnya
inteligensi seseorang diukur dengan test inteligensi. Test Inteligensi sampai
saat ini dilakukan secara tertulis ( paper and pencil test ), yang dirancang
untuk mengukur berbagai kemampuan intelektual.
c) Faktor
Emosional
Emosi
atau perasaan seseorang akan mempengaruhi aktivitas yang dilakukannya, termasuk
aktivitas belajar. Secara umum kita dapat mengenal berbagai perasaan seperti
sedih, gembira, marah, takut dan sebagainya. Seseorang yang merasa senang betah
dan aman berada dalam satu tempat akan melakukan aktivitasnya dengan semangat
sehingga ia mungkin menjadi lebih produktif dibandingkan dengan orang yang
merasa takut.
d) Bakat
khusus
Guilford
mendefinisikan bakat sebagai sesuatu yang berhuungan dengan kemampuan untuk
melaksanakan sesuatu. Disamping itu bakat juga mengandung 3 dimensi psikologis,
diantaranya :
·
Dimensi perseptual, yang mencakup
kepekaan indera perhatian serta orientasi ruang dan waktu.
·
Dimensi Psikomotor, yang mencakup faktor
kekuatan ,kecepatan gerak,ketelitian, serta keluawesan.
·
Dimensi intelektual, yang mencakup
faktor ingatan, faktor evaluatif, berpikir konvergen dan divergen.
e) Faktor sosial budaya
Latar
belakang sosial budaya seorang siswa akan membawa pengaruh yang besar terhadap
pertumbuhan kepribadian siswa tersebut. Hal ini memang sesuai dengan kodrat
manusia sebagai mahluk sosial yang secara naluri mempunyai kebutuhan hidup
berkelompok.
f) Faktor
komunikasi
Kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi akan sangat menetukan keberhasilannya dalaam
belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar komunikasi terjadi antara guru dan
siswa serta antara siswa dan siswa. Unsur komunikasi adalah pemberi pesan atau
komunikator, penerima pesan atau komunikan, pesan yang disampaikan serta cara
penyampaian pesan.
B.
FAKTOR
PENYESUAIAN DIRI
Ada dua faktor yang
mempengaruhi proses penyesuaian diri. Yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
·
Faktor Internal
i.
Motif-motif sosial
Motif ini bisa berupa
beralifilasi/bergabung dengan kelompok, motif berprestasi,dan motif melakukan
dominasi.Menurut Atkinson(1958), orang yang mempunyai motif berafiliasi yang
tinggi mempunyai dorongan untuk membuat hubungan dengan orang lain.
ii.
Konsep diri
Konsep diri dapat
diartikan sebagai cara seseorang melihat dirinya sendiri.Seorang remaja yang
mempunyai konsep diri yang tinggi lebih memiliki kemampuan untuk melakukan
penyesuaian diri yang positif daripada mereka yang konsep dirinya rendah.
iii.
Persepsi
Merupakan pengamatan
dan penilaian seseorang terhadap objek, peristiwa , dan realitas kehidupan,
baik melalui proses kognisi maupun afeksi untuk membentuk konsep tentang objek
tersebut.
iv.
Sikap remaja
Kecenderungan seseorang
untuk bereaksi kearah hal-hal yang positif atau negatif.
v.
Inteligensi dan minat
Merupakan modal untuk
melakukan aktivitas menalar, menganalisis, dan menyimpulkan berdasarkan
argumentasi yang objektif dan rasional.
vi.
Kepribadian
Mengacu pada tipe
kepribadian individu remaja. Seperti introvert, ekstrovert, dan lain-lain.
Faktor
– faktor Eksternal
i.
Keluarga dan pola asuh
Keluarga yang sehat dan
utuh akan akan lebih memberi pengaruh positif terhadap penyesuaian diri remaja dibandingkan
keluarga yang retak.
ii.
Kondisi sekolah
Kondisi sekolah sangat
mempengaruhi kenyamanan dalam pembelajaran.sekolah yang nyaman membuat para
peserta didik menjadi betah, namun sebaliknya jika kondisi sekolah kurang
nyaman, maka peserta didik juga akan merasa malas dan tidak betah.
iii.
Kelompok sebaya
Sering kita jumpai
setiap remaja nergaul dengan teman sebaya membentuk kelompok tertentu. Kelompok
sebaya yang terarah akaan membawa dampak positif, dan sebaliknya.
iv.
Prasangka sosial
Adanya kecenderungan sebagian
masyarakat kita yang menaruh prasangka terhadap kehidupan remaja.Seperti sukar
diatur, generasi santai, dan sebagainya.
v.
Faktor hukum dan norma sosial
Yang dimaksud disini adalah
pelaksanaan tegaknya hukum dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
C.
BERPIKIR
KRITIS
Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil
mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan
(Scriven & Paul, 1992).
Berpikir
kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya ingat
baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis.
Seorang pemikir kritis mampu
menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan
informasi untuk memecahkan masalah, and mencari sumber-sumber informasi yang
relevan untuk dirinya. Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias.
Meskipun berpikir kritis dapat digunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau
alasan-alasan yang buruk . Pemikir kritis :
-
Cepat
mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang
irelevan
-
Dapat
memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil
keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan diartikan sebagai suatu
bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa, kepada anak untuk mencapai
kedewasaannya. Mempelajari ilmu mendidik berarti mengubah diri sendiri menjadi
orang lain. Pendidikan membutuhkan jangka waktu panjang. Karena pendidikan
bercorak perbuatan mendidik. Dalam perbuatan biasanya orang dapat melihat dan
memeriksakan hasilnya dengaan segera.
Dalam proses pendidikan terdiri dari
pendidik dan peserta didik, peserta didik adalah pribadi yang sedang
berkembang, bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan
pendidikan seumur hidup. Peserta didik adalah pribadi yang memiliki potensi
baik fisik maupun psikis yang berbeda-beda sehingga merupakan insan yang unik.
Dalam suatu proses pembelajaran suatu sikap kritis terhadap masalah sangat diperlukan .Manfaat dari sikap
kritis dapat membuat seseorang membiasakan
berpikiran terbuka, dan mereka juga bisa mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada orang
lain.
B.
Saran
v Bagi
peserta didik
1. Agar
bisa menumbuhkan sikap kritis maka peserta didik sebaiknya sering mengikuti
acara seminar dan diskusi.
2. Para
peserta didik mampu mengaplikasikan potensi diri dalam segala hal yang menjadi
rutinitas sehari-hari
v Bagi
pendidik
1. Pendidik
diharapkan mampu memahami karakteristik peserta didik demi jalannya proses
belajar mengajar dengan baik.
2. Pendidik
bisa memanfaatkan metode untuk memancing partisipasi peserta didik di dalam
kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Harold
G. Shane. 1984. Arti Pendidikan Bagi Masa
Depan. Jakarta: Rajawali
Roesminingsih,
Lamijan. 2004. Teori Dan Praktek
Pendidikan. Surabaya: Bintang
Tim
Dosen MKDK FIP IKIP Surabaya. 1981. Landasan
Kependidikan. Surabaya: IKIP
http://www.educationworld.com/a_issues/issues/issues103.shtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar