Karakteristik
atau karakter setiap orang memiliki spesifikasi tertentu, baik bersifat positif
maupun negatif. Karakter setiap peserta didik berbeda menurut kebiasaan hidup
sehari-hari. Dalam perkembangannya karakter tidak berkembang begitu saja. Namun
ada faktor pendukung tertentu, seperti arahan, motivasi atau dorongan, dan
ambisi.. Misalnya keluarga, guru , teman sepermainan, dan lingkungan sosial
sekitar.
Pertumbuhan
karakter yang paling dini berada di lingkungan keluarga. Di lingkungan ini
individu dilatih untuk peka terhadap pola perilaku dan aktivitasnya
masing-masing. Misalnya, menghormati orang yang lebih tua,bertaqwa kepada
Tuhannya, makan, mandi, dan aktivitas lainnya. Dengan kata lain, pertumbuhan
karakter di lingkungan keluarga sangat mempengaruhi pembentukan karakter
selanjutnya. Keluarga mempunyai peranan dalam menentukan watak dari seorang
anak. Seorang anak bisa berwatak baik apabila orang tua selalu mengajarkan yang
terbaik untuk anak anak nya.. Dan seorang anak bisa berkelakuan menyimpang
ketika sang anak tidak dapat kedua perhatian orang tua nya. Perbuatan anak
mencerminkan sifat rumah tangga yang terjadi. Begitu juga dengan guru. Guru
yang merupakan seorang wali di sekolah sangat berperan dalam mengarahkan siswa
ke hal yang positif. Disamping itu pemberian tambahan wawasan mengenai ilmu
pengetahuan,peradaban dunia , dan lainnya akan secara lebih spesifik
menunjukkan jalan kepada peserta didik dalam meraih apa yang mereka impikan.
Pembentukan
karakter peserta didik tidak lepas dari rantai persahabatan. Seorang teman,
khususnya teman sepermainan menjadi sebuah faktor dukungan yang tidak bisa
dipisahkan. Rasa solidaritas atau empati
yang terbangun mendorong mereka ke suatu perubaahan sikap. Sikap itu tumbuh dan
berubah sejalan dengan waktu, ruang (lingkungan sosial), dan orang terdekat.
Motivasi
atau dorongan yang positif akan mengarahkan peserta didik ke arah yang tepat. Arah
yang terkadang bukan pilihan yang diimpikan, namun arah ke pilihan yang
dibutuhkan. Oleh sebab itu tidak semua motivasi bersifat mendukung apa yang
diinginkan peserta didik. Di posisi seperti ini peran guru diperlukan. Seorang
guru bisa memberikan suatu motivasi kepada peserta didik melalui tugas-tugas
individu ataupun kelompok. Di dalam tugas seperti ini peserta didik dituntut
untuk mempertanggungjawabkan segala apa yang di percayakan kepadanya. Peserta
didik juga dituntut untuk bisa saling mengutarakan pendapat dalam diskusi yang
dilakukan. Ada juga motivasi yang berupa tugas phortofolio atupun
penelitian-penelitian. Sebagai peserta didik kita harus bisa berkontribusi
dengan baik dalam pendidikan.
Strategi
dalam pembentukan karakter yakni :
·
Memperluas wawasan. Agar dalam berpikir
kita memiliki landasan-landasan tertentu. Intinya apa yang kita pikirkan
mengenai suatu hal itu memang nyata, dan tidak asal bicara. Dengan langkah ini
karakter kita juga bisa belajar mengenai minat baru yang mungkin bisa lebih
menyenangkan daripada sebelumnya.
·
Belajar fokus pada suatu hal yang ada di
depan mata. Meskipun tahap demi tahap penyeleseian, namun hal itu lebih baik
daripada kita bimbang ddengan permasalahan yang di hadapi.
·
Bersosialisasi atau beroranisasi dengan
lingkungan sosial. Dalam hal ini kita
dituntu untuk lebih kritis, apresiatif, dan tanggung jawab atas keputusan yang
diambil. Sikap seperti diatas perlahan akan menempel pada karakter jika kita
berani mengungkapkan apa yang ada dipikiran, disiplin, dan belajar menambah
wawasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar