Halaman

deskripsi judul

Memikirkan beban akan mengubah umur menjadi lebih pendek dari sebelumnya. Tuangkan beban pada pallet sahabat, lanjutkan hari-hari penuh warna

Oktober 14, 2012

Pancasila di antara ideologi di dunia.


       Pada saat Pidato di depan Majelis Umum PBB, Pak Karno mengusulkan agar Pancasila menjadi salah satu piagam yang di akui PBB sejajar dengan magna charta. Usulan ini didasarkan fakta pertarungan antara pengikut kapitalisme dan sosialisme yang menyebabkan ratusan juta manusia meninggal dalam perang dunia I, II, diteruskan hingga perang dingin. Pada saat itu Pancasila ditawarkan menjadi alternatif atas dua ideologi besar dunia yang saling mengkutub.
Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan ideologi antara blok Barat yang memromosikan liberalisme-kapitalisme dan blok Timur yang mempromosikan komunisme-sosialisme, tata pergaulan dunia mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Beberapa kalangan mengatakan bahwa setelah berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan bubarnya negara Uni Soviet dan runtuhnya tembok Berlin di akhir dekade 1980-an dunia ini mengakhiri periode bipolar dan memasuki periode multipolar.
Periode multipolar yang dimulai awal 1990-an yang kita alami selama sekitar satu dekade, juga pada akhirnya disinyalir banyak pihak terutama para pengamat politik internasional, telah berakhir setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden George Bush memromosikan doktrin unilateralisme dalam menangani masalah internasional sebagai wujud dari konsepsi dunia unipolar yang ada di bawah pengaruhnya.
Pancasila yang memiliki nilai-nilai religiusitas, nasionalisme, internasionalisme, demokrasi dan keadilan sosial merupakan konsep yang brilian dalam menghadapi situasi dunia yang semakin terpolar. Tentunya nilai-nilai universal yang termaktub dalam Pancasila dapat diterima di benua manapun. Dunia ketiga pada saat ini membutuhkan ideologi pemersatu agar tidak dimangsa oleh fundamentalisme ekonomi “pasar bebas” dan fundamentalisme agama.
Dalam perjalanan sejarah, Indonesia merupakan pelopor Gerakan Non Blok dimana memiliki spirit memperjuangkan kepentingan negara-negara yang baru merdeka. Modal sejarah ini bisa dijadikan poin penting bahwa nilai-nilai pancasila mampu menjadi alternatif ditengah polarisasi ideologi kapitalisme dan sosialisme. di tengah kemiskinan yang mengglobal, kelaparan dunia yang semakin besar, diperlukan terobosan agar tidak terjadi lagi penghisapan manusia atas manusia (exploitation par ‘l home de ‘l home), homo homini lupus.
  A.    Asal usul Pancasila
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara Indonesia mengangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lailn dalamsidang BPUPKI pertama, sidang panitia sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan oleh PPKI sebagai daasar filsafat negara Republik Indonesia.
B.     Karakteristik ideologi pancasila
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,  antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun mengekplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek serta jaman.
Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:
Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta niali-nilai yang baik dan benar.
 Nilai Instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan ekspisitasi, penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.
Nilai Praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta aspirasi masyarakat.

Peran Pancasila di Era Globalisasi
a.    Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa Indonesia yang berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi perlu diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak harus kehilangan jatidiri meskipun hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Masyarakat yang hidup di tengah kebudayaan asing, tidak menutup kemungkinan untuk meninggalkan budayanya sendiri.
Perlu diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Saat ini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Namun  persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadi.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap secara menyeluruh. Nilai-nilai yang datang dari luar  dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati  rakyat, kini dinilai kurang fleksibel. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut paham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sejalan dengan paham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM)  disalahartikan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya paham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian.
Dalam kondisi seperti itu, peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai apa saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut .
PANCASILA DAPAT BERTAHAN DI TENGAH-TENGAH IDEOLOGI BESAR DI DUNIA
Ditengah perkembangan dunia yang semakin mutakhir, terdapat beberapa hal yang cukup kontradiksi mengenai pandangan kehidupan bangsa terhadap pribadi bangsa masing-masing yang terkadang menimbulkan perselisihan antara negara satu dengan negara yang lain, karena belum tentu paham negara mereka sama. Di dunia terdapat banyak ideologi yang berkembang. Namun yang dibahas pada makalah ini hanya lima ideologi saja, yakni ideologi Liberalisme, Komunisme, Sosialisme, Kapitalisme,Fasisme, dan akan dibandingkan dengan dengan Ideologi Pancasila yang sejak dahulu hingga sekarang dijadikan sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia.
Sebelum membahas mengenai ideologi besar di dunia, perlu kita ketahui bahwa ideologi berasal dari kata Yunani yaitu “Ideos” yang artinya pikiran, gagasan, ide. Dan” logos” yang berarti ilmu. Menurut Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai yaang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami lingkungan dan bumi seisinya, serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Pancasila ebagai ideologi bangsa dinilai sebagai hasil yang berasal dari pemikiran bangsa Indonesia dan nilai tersebut digali dari adat istiadat dan kebudayaan bangsa.
Jadi pengertian ideologi secara umum adalah kumpulan suatu gagasan , ide,pikiran yang bersifat sistematis dan mengarah pada pengaturan tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan.


Aspek/
Ideologi
Pancasila
Liberalisme
Sosialisme
Komunisme
Politik Hukum
-    Demokrasi Pancasila
-    Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan individu dan masyarakat
-    Demokrasi liberal
-    Hukum untuk melindungi individu
-    Dalam politik mementingkan individu

-    Demokrasi untuk kolektifitas
-    Diutamakan kebersamaan
-    Masyarakat sama dengan negara

-    Demokrasi rakyat
-    Berkuasa mutlak satu partai politik
-    Hukum untuk melanggengkan komunis
Ekonomi
-    Peran negara ada untuk tidak terjadi yang merugikan rakyat
-    Peran negara kecil
-    Swasta mendominasi
-    Kapitalisme
-    Monopolisme
-    Persaingan bebas
-    Peran negara ada untuk pemerataan
-    Keadilan distributif yang diutamakan

-    Peran negara dominan
-    Demi kolektivitas berarti demi negara
-    Monopoli negara
Agama
-    Bebas memilih salah satu agama
-    Agama harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
-    Agama urusan pribadi
-    Bebas beragama :
§ Bebas memilih agama
§ Bebas tidak beragama

-    Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan

-    Agama candu masyarakat
-    Agama harus dijauhkan dari masyarakat
-    Atheis
Pandangan terhadap individu dan masyarakat
-    Individu diakui keberadaannya
-    masyrakat diakui keberadaannya
-    Hubungan individu dan masyarakat dilandasi 3 S (selaras,serasi,seimbang
-    Masyarakat ada karena individu
-    Individu akan punya arti apabila hidup ditengahtengah masyarakat
-    Individu lebih penting daripada msyarakat
-    Masyarakat diabdian bagi individu
-    Masyarakat  lebih penting dari pada individu
-    Individu tidak penting
-    Masyarakat tidak penting
-    Kolektifitas yng dibentuk negara lebih penting
Ciri khas
-    Keselarasan, keseimbangan, dan keserasian dalam setiap aspek kehidupan
-    Penghargaan atas HAM
-    Demokrasi
-    Negara hukum
-    Menolak dogmatis
-    Reaksi terhadap absolutisme
-    Kebersamaan
-    Akomodasi
-    Jalan tengah

-    Atheisme
-    Dogmatis
-    Otoriter
-    Ingkar HAM
-    Reaksi terhadap liberalisme dan kapitalisme


*Tugas Kelompok*

Share

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Ideologi-ideologi yang ingin merusak Pancasila apa ???

Anonim mengatakan...

Iku makalahe wes dadi ...?

Let's Join




Selamat Datang! Saya berterima kasih atas kunjungan anda ke Blog saya. sering - sering mampir lagi di www.chaslemha.blogspot.com.